Mengucapkan kata dengan TEPAT menunjukkan banyak hal tentang diri sang pembicara.
Terutama tingkat pendidikan dan status sosialnya. Ambil contoh....mengucapkan "saudara", dengan saudara atau sodara....kata "sampai" menjadi sampai atai sampe.....
Dalam situasi tertentu, memang ada "kesengajaan" mengucapkan lafal tidak dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar, dengan alasan: menyesuaikan dengan :kelas" audience atau melihat SUASANA acara, santai atau formal.....
Yaaahhh...memang itu bisa menjadi alasan...tetapi bagaimanapun kita harus memiliki KARAKTER. Di mana bila kita TERBIASA melafalkan kata dengan benar atau tidak SECARA OTOMATIS, demikianlah yang akan selalu kita lakukan. Karena kita TIDAK MUNGKIN selalu mengontrol pelafalan--mau melafalkan BENAR atau SENGAJA dibuat tidak benar dengan alasan seperti di atas (menyesuaikan pendengar/suasana santai). Mengapa? Karena biasanya, ketika kita sudah di depan audience, konsentrasi kita sudah ke hal-hal lain yang lebih penting....misalnya konsep, isi, improvisasi agar pembicaraan kita tetap menarik...
Pelafalan juga erat hubungannya dengan artikulasi.....
Biarpun lafal kita benar, tetapi bila artikulasi kita "apa adanya" ya tetap saja, hasil yang didengar audience tidak maksimal. Bisa tidak jelas, tidak terdengar, seperti bergumam.....yang intinya, PESAN TIDAK TERSAMPAI dan kita sebagai pembicara pun menjadi TIDAK MENARIK.....
No comments:
Post a Comment